Rabu, 11 Agustus 2010

Melirik Pesona Senja Rewata’a

Rewata’a – Pamboang, hanyalah jejeran tebing yang berjarak sekian meter, dengan batu-batuan besar di pinggiran pantai yang langsung disambut dengan deburan ombak besar. Posisi tepatnya  sekitar 15-20 km arah utara Majene, yaitu di kecamatan Pamboang, Majene, Sulawesi Barat . Jika Anda sering berpergian menggunakan jalur darat trans Sulawesi Barat dari Mamuju – Majene atau sebaliknya, pasti Anda akan melewati daerah ini. Daerah ini sangat mudah dikenali karena khasnya tikungan patah diantara dua belahan tebing dan keelokan pantai di hadapan tebing.

Pesona Senja Yang Menggoda

Tak banyak yang tahu kalau rewata’a menyimpan sejuta keindahan disaat sore menjelang malam. Senja rewata’a begitu elok. Walaupun mungkin senja ini tidak selalu ada, karena ia kadang tertutup awan. Senja ini paling indah diabadikan dengan kamera. Jika Anda memiliki kamera poket cukuplah untuk mengabadikan panorama alam ini. Boleh juga jika Anda ingin berpose dengan latar senja ini, pasti tidak kalah indah dengan gambar-gambar Anda yang lain. Penggunaan efek “silhouette” sangat tepat anda gunakan disini. Bagi Anda yang hobi fotografi tempat ini tidak ada ruginya untuk dieksplorasi. Ada begitu banyak batu-batuan cadas yang besar, senja, ombak, pantai, dan laut yang dapat dijadikan objek foto.

Pictures 088

Tempat Mampir dan Rehat, Area Pemancingan Yang Sempurna

Saat mudik lebaran atau menjelang puasa Rewata’a selalu ramai disinggahi orang-orang. Entah itu orang yang hanya ingin sekedar beristirahat sejenak menikmati indahnya rewata’a ataupun mengambil gambar dengan latar laut lepas dan latar tebing batu yang unik. Kebanyakan kendaraan yang mampir disini adalah kendaraan pribadi baik motor atau mobil, yang memang memungkinkan untuk singgah. Tetapi jika anda menggunakan kendaraan umum mustahil jika mampir disini kecuali memang tujuan akhir Anda adalah tempat ini.

Rewata’a juga menawarkan kepuasan bagi para pemburu ikan, alias bagi para pemancing. Hampir tiap sore bisa ditemukan para pemancing yang memegang pancing dan kail diantara deretan batu-batu besar di pinggiran pantai. Ada banyak ikan yang senang bersembunyi diantara batu-batu besar ini dan merupakan kepuasan tersendiri jika dapat mengait satu di antaranya.

Rawan Kecelakaan

Bukan bermaksud menakut-nakuti Anda yang pernah atau ingin ke Rewata’a, namun ditengah keindahan dan keunikannya ia juga menyimpan bahaya, karena jika tidak mawas para pengendara mobil atau motor dapat mengalami kecelakaan disini. Secara umum jalur trans Sulawesi Barat lewat darat rawan kecelakaan lalu lintas karena kondisi topografi kombinasi tebing dan laut serta tikungan tajam yang hampir ada di setiap daerah. Khusus di Rewata’a  hal ini dikarenakan kondisi tebing yang menghalangi pandangan pengendara, Anda mungkin saja tidak melihat jika didepan tiba-tiba terdapat kendaraan yang lain, ditambah lagi tikungan patah yang ada serta diseberang tebing terdapat laut yang didasarnya terdapat batu-batu yang besar dan keras. Oleh karena itu jika Anda berkendara sebaiknya berhati-hatilah di sekitar daerah ini. Nikmatilah segala keindahan Rewata’a namun berhati-hatilah dan perhatikan setiap rambu lalu lintas yang ada.

Pictures 097

Belum Dimaksimalkan

Sampai saat ini tempat ini belum dimaksimalkan, padahal jika digunakan sebagai obyek persinggahan yang dilengkapi dengan fasilitas kedai, atau kafe, atau fasilitas-fasilitas lain, mungkin tempat ini akan lebih ramai disinggahi oleh orang-orang, apalagi jika menggabungkan obyek wisata kuliner dan obyek wisata pantai, pastilah mengundang para pengunjung. Walaupun di daerah ini terdapat wisata kuliner kelapa muda yang dijual di tepi jalan (dekat dengan daerah pantai), tetapi tidak ada satupun dari penjual kelapa muda ini yang dekat dengan Rewata’a. Semuanya berjarak jauh. Dapat dibayangkan jika Anda menikmati sunset, matahari terbenam, ditemani dengan jajanan sebuah kelapa muda segar plus gula aren asli Mandar. Pesona pantai losari + pisang epe di Makassar mungkin akan kalah.

Seperti objek-objek persinggahan lainnya kadang-kadang orang-orang yang mampir ingin dikenang namanya bahwa ia pernah ke tempat itu. Maka mulailah mereka membubuhkan nama mereka dengan cat semprot di dinding-dinding tebing, sungguh perbuatan yang sangat tidak bertanggung jawab. Dinding tebing Rewata’a juga tidak luput dari perilaku buruk ini. Terutama dinding-dinding batu besar didekat pantai. Perilaku ini sangat tidak patut untuk dicontoh. Lebih parah lagi jika hal ini dilakukan oleh para anak-anak di daerah ini.

Kesadaran harus dibangun oleh para anak-anak daerah ini untuk terus mengeksplorasi objek-objek wisata serta menjaga dan melestarikan keberadaannya, bukan malah merusaknya dengan menghilangkan sensasi naturalitasnya. Semoga saja..!!

0 komentar:

Posting Komentar

 
;