Sabtu, 28 Mei 2011 0 komentar

Fakta Pertumbuhan Massif Nyamuk Dan Alternatif Bahan Alam Sebagai Solusi Ramah Lingkungan

Entah mengapa beberapa hari terakhir ini nyamuk seolah-olah datang dengan pasukan berjumlah ekstra, jumlahnya bukan lagi seekor atau dua ekor, tapi puluhan. Begitu malam tiba mereka datang dengan jumlah pasukan yang massif siap menggigit dan mengisap darah. Mungkin ini ada kaitannya siklus hidup mereka, dimana saat ini (musim kemarau) lebih menguntungkan pertumbuhan dan perkembangan mereka.

pertumbuhan nyamuk

Jika dibandingkan musim hujan yang lalu nyamuk-nyamuk ini hampir sulit dijumpai, Jam 6 ke atas, kami masih bisa bersantai dirumah tanpa gangguan nyamuk, tapi saat ini, belum jam 6 sore, nyamuk sudah terdengar suara bisingnya.

Pertumbuhan nyamuk yang begitu massif ini kemungkinan besar berkaitan dengan siklus hidup mereka, dimana musim kemarau berpengaruh terhadap kondisi yang menguntungkan, Saat ini mereka dapat lebih leluasa menghamburkan telur, ataupun jentik. Lain halnya patda saat musim hujan, dimana hampir air yang jatuh semuanya bergerak dan mengalir,tak ada yang tergenang ataupun tertinggal, karena itu mereka tidak dapat berkembang dengan sempurna. Tambahan lagi saat musim hujan sayap-sayap mereka akan basah sehingga mereka tak dapat terbang dengan baik.

Berikut ini adalah siklus hidup nyamuk, bagaimana mereka dapat tumbuh dan berkembang : (dikutip dari rajawana.com)

Semua serangga termasuk nyamuk dalam daur hidupnya memiliki tingkatan-tingkatan tertentu yang kadang-kadang tingkatan itu satu dengan yang lainnya sangat berbeda. Semua nyamuk mengalami metamorfosa sempurna (holometabola) mulai dari telur menjadi jentik kemudian menjadi kepompong dan akhirnya menjadi dewasa. Jentik dan pupa hidup di air sedangkan dewasa hidup di darat. Dengan demikian nyamuk dikenal memiliki 2 macam alam kehidupan, yaitu kehidupan di dalam air dan kehidupan di luar air (darat/udara).

Nyamuk termasuk serangga yang melangsungkan siklus kehidupan di air. Kelangsungan hidup nyamuk akan terputus apabila tidak ada air. Nyamuk dewasa akan meletakkan telurnya dipermukaan air. Nyamuk mengeluarkan telur sebanyak +100-300 butir sekali bertelur dan besarnya telur sekitar 5 mm. Setelah 1-2 hari telur itu menetas menjadi jentik yang sangat halus seperti jarum. Selama periode jentik dalam pertumbuhannya akan berganti kulit selama 4 kali. Waktu yang diperlukan untuk pertumbuhan jentik menjadi kepompong sekitar 8-10 hari tergantung suhu, makanan dan spesies nyamuk. Setelah 8-10 hari maka jentik itu akan berubah menjadi kepompong (pupa).

Kepompong merupakan tingkatan (stadium) istirahat dan tidak makan. Pada stadium ini terjadi proses pembentukan alat-alat tubuh nyamuk dewasa seperti alat kelamin, sayap, dan kaki. Tingkatan ini memerlukan waktu 1-2 hari. Setelah cukup waktu, kepompong akan berubah menjadi nyamuk dewasa yang telah dapat dibedakan antara jantan dan betina dari alat kelaminnya.

Nyamuk yang baru keluar akan terbang dan mencari darah untuk makanannya. Umur nyamuk relatif pendek dimana nyamuk jantan umummnya berumur kurang dari seminggu, sedangkan nyamuk betina umurnya lebih panjang sekitar rata-rata 1-2 bulan. Nyamuk jantan akan terbang di sekitar tempat perindukannya dan makan cairan tumbuhan yang ada disekitarnya. Nyamuk betina hanya kawin satu kali untuk seumur hidupnya. Perkawinan biasanya terjadi 24-48 jam setelah keluar dari kepompong. Makanan nyamuk betina yaitu darah, yang dibutuhkan untuk pertumbuhan telurnya.

Lalu bagaimana cara untuk mengatasi pertumbuhan nyamuk yang begitu massif ini?, menurut hemat saya, perlu digunakan cara alami dan ampuh yang dapat membasmi nyamuk namun tetap dalam koridor tagline “ramah lingkungan”, sangatlah tidak bijak untuk membasmi nyamuk dengan bahan perusak lingkungan. Beberapa  dari bahan ini dapat berimbas buruk atbagi kesehatan manusia, kesehatan hewan atau organisme lainnya, serta berdampak negatif bagi tumbuhan.

Berikut ini adalah kemungkinan solusi alami dan aman  terhadap pertumbuhan nyamuk yang cukup massif : (dikutip dari suduthijau.multiply.com)

1. Penggunaan tanaman hias penolak nyamuk, antara lain, selasih, tahi kotok, suren, zodia, geranium, rosemary dan tembelekan. Tanaman-tanaman hias ini bisa ditanam di halaman rumah, di teras, atau di dekat jendela. Aroma khas bunganya bisa langsung masuk ke dalam rumah sehingga nyamuk akan menghindar dengan sendirinya. Bau tak sedap Bunga Tahi Kotok sangat dibenci nyamuk dan serangga lainnya. Di lahan-lahan pertanian, tahi kotok kerap ditanam berselang-seling dengan tanaman sayur untuk menolak serangan hama. Zat terthienyl yang terdapat dalam tahi kotok akan menghambat kerja berbagai enzim yang ada dalam tubuh larva nyamuk. Zat lain dalam akar tahi kotok pun mampu membasmi jentik nyamuk dengan cara menghambat kerja enzim dalam tubuh nyamuk.

2. Penggunaan obat antinyamuk oles alami misalnya, kenanga, lavender dan catnip. Aroma khas senyawa linalool dari bunga kenanga juga sangat dihindari nyamuk. Jika ekstrak bunga kenanga dioleskan di kulit, minyak atsirinya meresap ke dalam pori-pori lalu menguap ke udara. Bau ini akan terdeteksi oleh reseptor kimia nyamuk sehingga nyamuk akan menghindar dengan sendirinya. Makin banyak kadar bahan aktif dalam ekstraks kenanga makin besar pula kemampuannya menolak nyamuk. Senyawa linalool, selain aromanya yang tidak disukai nyamuk juga bisa membuat iritasi pada kulit nyamuk

3. Pemakaian insektisida alami pembasmi nyamuk, antara lain kayu putih, sereh wangi (untuk bumbu), akar wangi, cengkih, mimba, bunga pirentum dan bawang putih. Ekstrak sereh wangi mengandung zat sitronelal yang memiliki sifat sebagai racun kontak yang dapat menyebabkan kematian pada nyamuk akibat kehilangan cairan secara terus-menerus sehingga tubuh nyamuk kekurangan cairan. Hal ini dapat terjadi setelah nyamuk mencium aroma ekstraks sereh wangi.

READ MORE - Fakta Pertumbuhan Massif Nyamuk Dan Alternatif Bahan Alam Sebagai Solusi Ramah Lingkungan
Selasa, 24 Mei 2011 0 komentar

Lagi, Pesona Senja Sangiang Yang Tak Terlupakan

Touring sambil mengambil gambar pemandangan atau objek-objek alam adalah salah satu favorit saya, dan kali ini pesona senja sangiang yang jadi sasarannya. Saat itu touring dari kec. Malunda beberapa tahun yang lalu saya sempat mengabadikan potret senja ini. Mungkin potretnya tidak sesempurna fotografer profesional yang di”shoot” dengan kamera tele puluhan megapiksel, potret ini hanya saya ambil dengan kamera poket andalan Canon Digital Ixus 10 mega piksel, lumayan menghasilkan gambar yang cukup untuk anda dinikmati.

Anda tidak perlu menjadi seorang ahli untuk menilai apakah gambaran senja ini elok dipandang mata atau tidak. Sederhana saja, dan pasti anda berkesimpulan bahwa senja ini memang mempesona.

senja

Ya, touring memang menjadi hobi saya beberapa tahun terakhir ini. Berpindah dari satu tempat ke tempat lainnya menggunakan kendaraan sendiri walaupun jaraknya jauh mungkin sudah melekat dengan “traveller” seperti saya. Ada kesenangan sendiri saat mengendarai sepeda motor dan berhenti dimana saja di tempat yang saya suka, entah itu untuk mengambil gambar, atau hanya sekedar istirahat.

Gambaran senja ini awalnya tak menarik, tapi temaram sore saat itu benar-benar menggangu. Rona wajah orang-orang sekitar Sangiang semua berubah menjadi warna kuning, tersumbar sirat senja ini. Walaupun hanya sebentar, saya sempatkan juga untuk mengabadikannya. “Ini momen yang jarang” kata saya, Jauh kami dari Kab. Majene ke Kec. Malunda dan tidak setiap hari kita bisa melihat ini. Paling tidak kalau ingin menikmati senja Sangiang, tak perlu sampai jke sana, cukup memandangi foto ini saja.

senja sangiang

Sangiang? dimana sebenarnya daerah ini? mungkin anda yang membaca tulisan ini tak tahu. Sangiang adalah suatu daerah di kecamatan Sendana, kabupaten Majene, Provinsi Sulawesi Barat. Daerah ini sebagian besar merupakan tebing terjal dengan jalan raya diantara dinding tebing dan laut.Kalau anda membayangkan ada pasir putih di tepi laut ini, maka anda salah, karena di tepi yang berbatasan dengan laut ini hanya ada batuan dengan berbagai macam ukuran, mulai dari kecil hingga besar. Jika anda akan menuju kabupaten Mamuju, provinsi Sulawesi Barat, maka sisi kanan adalah tebing terjal yang ditumbuhi rerumputan atau pohon-pohon kecil, sedangkan disisi kiri adalah tebing curam dimana didasarnya terdapat batu-batu berukuran besar.

Sepanjang pengamatan saya, kawasan Sangiang sebagian besar tidak berpenghuni, bisa dikatakan tidak terjamah hampir tak ada rumah penduduk yang bisa ditemui disini, kalaupun ada mungkin jumlahnya hanya sedikit. Karena itu, mungkin kealamian Sangiang masih terjaga, termasuk pesona senjanya.

Pictures 340

READ MORE - Lagi, Pesona Senja Sangiang Yang Tak Terlupakan
 
;